Omni School Cibinong - sangat memahami bagaimana siswa mendapatkan ilmu pengetahuannya. Seperti yang kita alami - siswa mendengar pengetahuan - hampir bisa dipastikan akan sangat cepat melupakan. Mungkin akan lebih meningkat jika dia sambi melihat. Namun pengetahuan tersebut akan jauh lebih meresap dalam pengetahuan mereka jika ilmu tersebut bisa mereka rasakan. Yup, ilmu itu tidak sekedar di dengar - dilihat atau bahkan sekedar di mengerti; tetapi dengan melakukannya; siswa akan menyerap pengetahuan lebih cepat jika mereka mengalaminya.
Untuk itulah - kami menggunakan pendekatan experiential learning, dimana semaksimal mungkin siswa akan di bawa kedalam pengalaman-pengalaman nyata pembelajaran - dengan melakukannya. Hal tersebut - bahkan di lakukan dengan menghadirkan secara virtual. Yup, kami menyediakan peralatan virtual reality - agar siswa bisa mengalami dengan sebaik-baiknya. Seperti contoh - siswa belajar mengenai mengenai luar angkasa - dengan virtual reality - siswa akan berada di angkasa; terbang di antara aplanet-planet. Atau siswa belajar mengenai geografi mengenai Tembok China - wooww...siswa akan di bawa berkelana untuk melihat - dan merasakan seolah berada di sana.
Demikian juga - kami sangat memahami bahwa kecerdasan tidak selalu berupa kecerdasan matematis. Sesungguhnya, setiap manusia memiliki bahkan minimal 8 kecerdasan seperti misalnya; kecerdasan matematis, kecerdasan berbahasa, kecerdasam alam, kecerdasan spasial (ruang), kecerdasan kinestetik (gerak), kecerdasan bermusik, kecerdasan interpersonal (bersosialisasi) dan kecerdasan intrapersonal (perenungan).
Adalah mustahil menuntut nilai yang sama untuk setiap siswa, sama seperti mustahil memberikan ujian memanjat pohon kepada seekor ikan atau seekor gajah - sama seperti kepada seekor monyet; misalnya.
Karenanya - kesadaran menerapkan multiple intelligence membuat kami melihat siswa sebagai sebuah pribadi unik dengan semua kelebihan dan kekurangannya - dan menghargai mereka untuk di pacu pertumbuhannya sesuai dengan kemampuan mereka.
Yup; akibatnya - anak Anda aman bersama kami. Nyaman - untuk bertumbuh.
Ada asumsi, sekolah menjadi lebih mahal dan bergengsi ketika menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian.
Yup, memang sekolah yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari menjadi lebih mahal dan bergengsi - yang sebenarnya kami sayangkan. Mengapa? Bagi kami - bahasa Inggris bukanlah suatu keistimewaan yang luar biasa. Sebaliknya - bahasa Inggris adalah kebiasaan dan pembentukan iklim - yang seharusnya memang sudah menjadi kebiasaan dalam banyak sekolah di Indonesia.
Mengapa?
Sekolah-sekolah umum di negara-negara Asia Selatan seperti India, Bangladesh dan sebagainya - mereka adalah negara dengan tingkat ekonomi tidak jauh dari Indonesia - bahkan beberapa lebih rendah. Namun - mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai keseharian - dan sama sekali tidak menjadi sekolah istimewa apalagi mahal. Mereka akrab dengan bahasa Inggris. Mengapa bahasa Inggris harus menjadi keistimewaan - yang menjadikannya sebuah sekolah berbiaya luar biasa?
Tidak, bagi kami - kemampuan siswa berbahasa Inggris adalah kemampuan karena pembentukan dan kebiasaan. Apakah ketika anak kecil belajar bahasa Indonesia mereka sibuk dengan grammar atau tata bahasa? Tidak - mereka sibuk dengan conversation - memahami percakapan yang di ucapkan - baru kita membuatnya rumit dengan belajar tata bahasa.
Demikian juga dengan berbahasa Inggris.
Kami - ingin menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa biasa - sehingga siswa tidak perlu merasa istimewa atau naik gengsi ketika menggunakannya - apalagi harus membayar mahal karenanya.
Oh ya, tentu kami akan menerapkannya secara bertahap - agar siswa yang tetinggal tidak merasa malu - dan siswa yang sudah lebih dahulu pandai berbahasa Inggris tidak merasa jumawa.